Nasi kuning adalah makanan khas Indonesia yang dibuat dari beras yang dimasak bersama dengan kunyit serta santan dan rempah-rempah. Kemudian ditambahkan bumbu-bumbu serta santan.
Nasi kuning adalah salah satu variasi dari nasi putih yang sering digunakan sebagai tumpeng yang disajikan dengan bermacam lauk-pauk khas Indonesia.
Di Filipina, hidangan nasi kuning ada di Mindanao, khususnya di kalangan Suku Maranao, yang dikenal sebutan kuning (tanpa nasi). Cara pengolahannya mirip nasi kuning di Indonesia yang menggunakan kunyit dan serai, tapi tidak menggunakan santan.
Hidangan serupa nasi kuning juga ditemukan dalam hidangan Sri Lanka, yang dikenal sebagai kaha buth.
Dalam tradisi Di Indonesia warna nasi kuning melambangkan gunung emas yang bermakna kekayaan, kemakmuran serta moral yang luhur. Oleh sebab itu nasi kuning sering disajikan pada peristiwa syukuran dan peristiwa-peristiwa gembira seperti kelahiran, pernikahan dan tunangan.
Dalam tradisi Bali, warna kuning adalah salah satu dari empat warna keramat yang ada, di samping putih, merah dan hitam. Nasi kuning oleh karena itu sering dijadikan sajian pada upacara kuningan oleh masyarakatnya.
Di Manado, Sulawesi Utara juga ada nasi kuning yang lezat. Nasi kuning ini memakai ragam lauk yang khas Manado yaitu menggunakan olahan ikan cakalang yang diberi tambahan lauk kering talas (bete) atau ubi, bihun goreng, telur rebus, dan sambal roa yang pedas menyengat.
Penyajian nasi kuning Manado juga unik. Kalau di pulau Jawa biasanya dibungkus menggunakan daun pisang, nasi kuning Manado menggunakan daun woka atau daun lontar untuk dibawa pulang. Daun lontar ini berfungsi sebagai pengawet agar nasi kuning tak mudah basi dan aromanya makin sedap.