Membaur dengan masyarakat lain, tak membuat cita rasa hilang. Sebaliknya, kelezatan spaghetti murah ala Aceh ini justru selalu bikin nagih di lidah para pecinta dan pemburunya. Pada bulan puasa Ramadhan misalnya, banyak bermunculan jajanan hingga makanan besar dijajakan di banyak tempat, tak terkecuali di Aceh.
Mi Caluk, adalah spaghetti murah Tanah Rencong. Apabila spaghetti sama sekali tak bercita rasa rempah, Mi Caluk sungguh kaya dengan rempah. Menu satu ini berbahan dasar mi lidi, disebut demikian lantaran bentuknya yang mirip dengan lidi. Mi tersebut kemudian direbus hingga matang dan lembut. Selanjutnya, mie itu dicampur dengan kuah kacang tanah yang dibuat mirip sop. Kuah ini sendiri beraroma rempah yang cukup menggugah selera. Gurihnya kacang pun semakin membuat rasa Mi Caluk nagih.
Mi Caluk sendiri banyak dijajakan di banyak tempat di Aceh saat bulan puasa Ramadhan. Kemunculan pedagang Mi Caluk di bulan suci tak ubahnya jamur yang tumbuh di musim hujan. Hampir di semua sudut di Aceh banyak yang menjajakan panganan satu ini. Mi Caluk yang masyur adalah Mi Caluk Grong-Grong, Kabupaten Pidie.
Disebut demikian lantaran mi tersebut memang banyak dijajakan di Pasar Grong-Grong yang berada di perlintasan Banda Aceh-Medan. Umumnya, masyarakat mulai ramai memburu spaghetti murah ini jelang waktu buka puasa tiba.
Selain dicampur dengan kuah berbumbu kacang, Mi Caluk juga ada yang hadir dengan sensai berbeda. Variasi lain itu menggunakan campuran urap. Urap sendiri adalah sayuran dari daun ubi yang direbus kemudian dicampurkan dengan kelapa parut. Cita rasa segar daun ubi berpadu dengan gurihnya kelapa, cukup menggugah selera makan setelah seharian perut kosong lantaran berpuasa.
Bukan masakan Aceh namanya kalau tak ada sensasi pedasnya. Mi Caluk campur urap ini pun mengandung bumbu cabai yang dijamin bakal memanjakan lidah pecinta pedas. Penyajian Mi Caluk sendiri dibungkus kertas yang dilapisi daun pisang di dalamnya. Lapisan daun pisang ini memberikan aroma khas pada spaghetti murah ala Aceh ini, sehingga membuat cita rasanya lebih maknyus.
Soal harga, tak perlu dirisaukan karena Mi Caluk dibanderol dengan harga yang cukup terjangkau, tidak mencapai belasan ribu, harga barangkali bisa berbeda setiap waktu. Satu hal yang jelas, harganya tetap jauh lebih terjangkau dibandingkan Anda makan sepiring spageti di resto ala Barat.
Meski harganya ramah di kantong, Mi Caluk bukan berarti makanan pinggiran. Hal ini terbukti dari banyaknya pembeli Mi Caluk yang datang dari berbagai kalangan, mulai dari masyakarat biasa hingga mereka yang elit dan sosialita.
Gambaran ini setidaknya tampak dari banyaknya mobil-mobil mewah yang saat bulan puasa Ramadhan tiba tak ingin kalah juga, berjejal mengantre menu tersebut di banyak kedai-kedai atau warung-warung Mi Caluk di propinsi paling barat di Indonesia itu.
Hmmm… Bagaimana, sudah terbayang kelezatannya? Tak ada salahnya jika Anda bertandang ke Aceh untuk mencicipi menu spaghetti murah yang satu ini. Selamat berburu panganan buka puasa dan menjelajah rasa!