Mengapa Harus Ada TUMPENG Sebagai Bagian Dari Makanan Pada Acara Selamatan?

Keberadaan tumpeng tingkat kerap diidentikan dalam sebuah acara-acara khusus, misalnya upacara adat, pesta hingga perayaan-perayaan penting lainnya, seperti peresmian sebuah bangunan atau instansi tertentu. Pertanyaan yang kemudian muncul, mengapa harus menggunakan tumpeng dan tidak menggunakan makanan  ala barat yang terkesan lebih modern ? Apabila pertanyaan ini bergelayut dalam benak Anda, tampaknya artikel ini yang tengah Anda cari. Melalui ulasan berikut, kami akan mengajak Anda mengulik makna filosofi tumpeng.

Tumpeng tingkat berawal dari budaya masyarakat Jawa, Bali dan Madura. Namun, dalam perkembangannya, tumpeng kemudian banyak digunakan oleh masyarakat di luar pulau-pulau tersebut. Masyarakat di ketiga pulau tersebut mengenal tradisi ‘tumpeng’ dalam acara ‘selametan’ atau selamatan.  Penggunaan tumpeng tersebut tidak terlepas dari makna filosofi yang terkandung di dalamnya.  Tumpeng mengandung makna hubungan antara manusia dengan Tuhan dan alam semesta.

Hal ini bisa dilihat dari wujud tumpeng. Sebagaimana kita jumpai, umumnya tumpeng ditempatkan dalam wadah makanan bundar bernama tampah. Bentuk tumpeng seperti kerucut di ujungnya. Tradisi tumpeng sebenarnya sudah ada di ketiga pulau di atas sejak lama. Konon, tradisi itu sudah jauh sebelum Hindu masuk. Makna dari tumpeng adalah memuliakan gunung sebagai tempat bersemayam para leluhur atau nenek moyang. Seiring dengan masuknya Hindu ke Nusantara, khususnya ke Jawa, Tumpeng dimaksudkan meniru gunung suci Mahameru, yang diyakini sebagai tempat bersemayamnya para dewa.

Dalam perkembangannya, Islam kemudian masuk ke Nusantara, termasuk ke Jawa. Di Jawa Islam disebarluaskan oleh Wali Sanga. Dalam dakwahnya para wali menggunakan atau memanfaatkan tradisi-tradisi lama yang kemudian diakulturasi, sehingga nilai-nilai Islami bisa dimasukan di dalamnya. Cara ini diambil demi memudahkan masyarakat menerima ajaran Islam  yang sebelumnya telah terpengaruh kuat dengan ajaran Hindu. Tak mengherankan jika tradisi di masa Hindu pun tak lantas bisa dihilangkan begitu saja, termasuk tumpeng.

Tumpeng tingkat yang dalam tradisi Hindu dimaknai sebagai tiruan gunung Mahameru, dalam sejarah penyebaran Islam di Jawa kemudian diartikan sebagai pesan leluhur mengenai permohonan kepada Allah SWT. Bentuknya yang lancip menuju ke atas disarikan maknanya sebagai bentuk ke-Esaan ‘yang di atas’, yaitu Allah SWT.

Tumpeng sendiri dalam Bahasa Jawa merupakan akronim dari yen metu kudu sing mempeng (bila keluar harus dengan sungguh-sungguh). Selain tumpeng, sebenarnya ada satu lagi unit makanan yang bernama ‘Buceng’ yang terbuat dari ketan. Buceng sendiri adalah akronim dari: yen mlebu kudu sing kenceng (bila masuk harus dengan sungguh-sungguh). Di sekeliling tumpeng biasanya terdapat makanan berupa lauk pauk berjumlah 7 macam. Pemilihan jumlah lauk ini dimbil dari angka 7 (Bahasa Jawa; baca: pitu) yang berarti Pitulungan (pertolongan).

Makna yang lebih luas dari hal tersebut sebenarnya adalah ingin menyebarkan doa dalam surah al Isra’ ayat 80: “Ya Tuhan, masukanlah aku dengan sebenar-benarnya masuk dan keluarkanlah aku dengan sebenar-benarnya keluar serta jadikanlah dari-Mu kekuasaan bagiku yang memberikan pertolongan”.

Merujuk beberapa ahli tafsir, doa tersebut dibaca Nabi Muhammad SAW waktu akan hijrah keluar dari kota Mekah menuju kota Madinah. Sehubungan dengan hal tersebut, para wali ingin mengajarkan bahwa bila seseorang berhajatan dengan menyajikan Tumpeng tujuannya adalah memohon pertolongan kepada Yang Maha Pencipta agar mendapatkan kebaikan dan terhindar dari keburukan. Selain itu, manusia jika ingin mendapatkan sesuatu, maka harus berusaha dengan bersungguh-sungguh.

Demikian, kira-kira filosofi di balik Tumpeng Tingkat. Dengan mengetahui makna di baliknya, semoga kita tidak sekedar menganggap tumpeng sebagai bagian dari seremoni pada tradisi, tetapi lebih bisa memaknai filosofi di balik makanan tersebut.

Kontol Kambing Khas Malang Uenake Pol Rek

Kue Kontol Kambing, Nama Yang Menggelitik dan Bikin Panik

Saat mendengar nama kota Malang, apa yang Anda pikirkan? Ya, sebagian besar dari Anda akan menyebut jika salah satu kota di Jawa Timur ini kaya akan tempat wisata beragam, kuliner yang gurih hingga pedas, juga buah apel yang segar alami. Namun, pernahkah Anda berpikir jika Malang juga memiliki kuliner yang namanya kelewat nyeleneh? Baca selengkapnya.....

Apa Sebenarnya Manfaat Minuman Fruit Tea Hingga Viral Di Media Sosial?

Fruit Tea adalah merek minuman teh rasa buah pertama di Indonesia yang diproduksi oleh PT. Sinar Sosro, pada tahun 1997. Bahan bakunya berasal dari daun teh pilihan yang diambil dari dari perkebunan milik sendiri demi menjaga kualitas teh yang bermutu, serta diberi tambahan ekstrak buah-buahan agar memiliki banyak manfaat. Minuman Fruit Tea tersedia dengan berbagai varian rasa yang menyegarkan. Baca selengkapnya.....

Mie Ayam Yamin Bangkalan Jalan Mawar

Setelah penasaran sekian lama akhirnya bisa mencicipi mie ayam ini yang sempat viral du Bogor . Jenis mie ayam yamin yang tidak dipakai kan kecap manis. Harga 1 porsi mie ayam original 14ribu. Sedangkan yang komplit pakai ceker dan pangsit basah 18 ribu. Potongan ayamnya besar-besar dan rasa mienya tidak mengecewakan. Cuma harus sabar ya soalnya antri dan kita harus ambil pesanan kita sendiri bukan diantarkan ke meja kita. Sekarang mereka sudah menempati ruko dan tempatnya nyaman, bukan di… Baca selengkapnya.....

Ciri Khas Serabi Berbagai Daerah Di Indonesia

Istilah Serabi, berasal dari Bahasa Sanskerta yang memiliki arti wangi/harum), digunakan untuk memberi nama jajanan tradisional dari Indonesia yang memiliki rasa manis dan tekstur yang empuk. ASAL USUL SERABI Cemilan ini diperkirakan sudah ada sejak zaman Kerajaan Mataram. Sebagai bukti dapat dilihat dari beberapa catatan sejarah dibawah ini, yaitu: 1.SERAT CENTHINI Serat Centhini atau juga disebut Suluk Tambanglaras atau Suluk Tambangraras-Amongraga, adalah salah satu karya sastra terbesar… Baca selengkapnya.....
  • Enjoy a Unique Holiday Experience in 4 Cities in Indonesia with the Best Culinary Tourism

    Enjoy a Unique Holiday Experience in 4 Cities in Indonesia with the Best Culinary Tourism

    Visiting a tourist destination for a holiday will not be complete without enjoying traditional local foods. Indonesia with its sheer natural beauty is not only popular with tourist attractions but also unique and tasty traditional cuisine. Interestingly, each place has its own traditional foods that different from one to another. This page has chosen the top 4 cities in Indonesia with the best culinary tourism. What are they? Check this out!

Jajanan Non Halal

Tips Memilih Tempat Makan Babi Enak di Bogor

Tempat makan babi di Bogor memang ada banyak. Mulai dari tempat makan soto mi, sate, bakso, dan lainnya. Olahan babi memang terkenal lezat dan nikmat di kalangan umat non-muslim. Dimana ada banyak olahan makanan yang dibuat dari daging babi. Seperti daging babi panggang, babi rica-rica, babi guling, serta olahan yang lainnya. Baca selengkapnya.....