TRANSLATE

Jangan Menganggap Remeh Sambal, Walaupun Statusnya Cuma Pelengkap Ternyata Tergolong Makanan Bersejarah!

Ada banyak variasi aneka sambal yang bisa anda jumpai di Indonesia, karena sambal sudah jadi teman makan yang selalu hadir apapun jenis makanannya. Rasa pedas dari sambal dipercaya dapat menambah kenikmatan sehingga porsi makanan yang sedang dinikmati juga bertambah. Bukan itu saja, sambal juga bermanfaat untuk melancarkan sirkulasi darah, membuat tidur menjaadi lebih nyenyak, meningkatkan mood, menurunkan berat badan, menyehatkan jantung dan lain sebagainya.

Yang disebut dengan sambal adalah semacam saus dengan bahan utama berupa cabai yang diolah dengan cara tertentu, agar mengeluarkan sari cabai yang rasanya pedas, kemudian ditambah dengan bahan pelengkap yang lainnya. Bahan pelengkap tersebut antara lain bawang merah, bawang putih, garam, gula, tomat, terasi dan bahan lainnya.

Sambal sudah menjadi makanan di berbagai negara, tidak saja di Asia Tenggara tetapi juga di Asia Timur dan Selatan juga. Ada banyak jenis sambal yang populer di Indonesia. Luar biasanya lagi setiap daerah mememiliki sambal khasnya masing-masing termasuk variasinya, baik mengenai tingkatan pedasnya ataupun bahan pelengkapnya.

Selain itu banyak sekali jenis makanan nusantara yang berbahan dasar sambal, bukan sekedar cabai. Konon kabarnya, hal ini terjadi karena tidak lain kuliner di Indonesia ini sifatnya koud eten atau hidangan dingin. Dengan demikian, sambal berfungsi untuk menggantikan suhu panas sehingga tetap bisa menimbulkan selera pada saat menikmati makanan dingin.

Cara menikmati sambal adalah dengan meletakkannya dipingir piring, kemudian lauk pauk berupa daging, ayam, ikan, bahkan sayuran bisa dicocolkan pada sambal tersebut. Sensasi sambal memang luar biasa, banyak orang yang mengatakan bahwa makan serasa ada yang  kurang jika tidak ada sambal sebagai pelengkapnya. Apa lagi jika bisa membuat pipi merah merona dan bercucuran keringat.

Uniknya, walaupun tanaman cabai bukan asli dari Indonesia, hampir di setiap daerah di Indonesia mempunyai sambal sendiri-sendiri. Berdasarkan sejarah, cabai sebagai bahan baku makann diperkenalkan oleh suku Inca dan Maya di Amerika, serta suku Aztek di kawasan Mexico. Tanaman cabai memang dibudidayakan didaerah-daerah, sedangkan kepopuleran cabai terjadi ketika Christophorus Columbus membawanya ke benua Eropa 

Pada mulanya, cabai yang dijadikan sebagai bahan baku dari sambal ini asalnya dari Suku Inca dan juga Suku Maya yang berada di Amerika dan juga Suku Aztek yang berada di Mexico. Tamanan cabai ini awalnya dibududayakan oleh negara-negara itu dan lalu dibawa oleh Christophorus Colombus sampai tersebar hingga ke Benua Eropa.

Tidak butuh waktu lama, cabai kemudian menjadi salah satu komuditas perdagangan di benua tersebut. Kedatangan cabai di Indonesia terjadi saat para pelaut Portugis datang ke Maluku dan mencoba membudidayakannnya di pulau tersebut.. Namun, pada masa penjajahan Portugis, cabai belum diolah menjadi sambal.

Baru pada masa penjajahan oleh Belanda, munculah olahan cabai yang disebut sebagai sambal. Pada awalnya, para tuan dan puan VOC dari Belanda ini tidak puas dengan makanan yang dihidangkan oleh para pelayannya. Pada saat itu sebagian besar makanan tradisional memang disajikan dalam kondisi masih dingin sehingga tidak bisa menggugah selera.

Maka para pelayan mencoba mencari solusinya, hingga ada salah satu dari mereka yang menambahkan cabai yang dihaluskan berikut sedikit garam sebagai perasa. Ternyata makanan yang diberi bahan tambahan tersebut langsung disukai walaupun membuat mata sang majikan terbelalak karena rasa pedasnya. Sejak saat itu, sambal populer dikalangan anggota VOC dan dijadikan sebagai makanan eksotis.

Catatan lain mengabarkan bahwa sambal sudah ada dari tahun 1814, sebab namanya juga sudah muncul didalam Serat Centhini, sebuah manuskrip yang isinya berupa pengetahuan seni, ramalan, dan juga agama. Pada manuskrip itu juga disebutkan bahwa adanya banyak variasi sambal yang ada, misalnya saja sambal trancam, sambal kluwak, dan yang lainnya.

Sambal juga dicatat dalam buku resep kuno berbahasa Belanda dengan judul "Groot Nieuw Volledig Oost-Indisch Kookboek" karya J.M.J Catenius van der Meijden terbitan tahun 1903. Buku resep lama tersebut merupakan buku pegangan wajib para perempuan Belanda sebelum datang ke tanah Nusantara.

Buku tersebut juga mencatat resep sambal serdadu alias sambal terasi. Menu sambal ini memang khusus dibuat untuk bekal para serdadu pada saat ekspedisi atau bertempur. Luar biasa bukan? Makanan yang kita anggap remeh karena statusnya hanya sebagai pelengkap, ternyata memiliki catatan sejarah yang sangat panjang.